Polisi Kok Kayak Gini? Dari Satpam Keadilan Jadi Predator Penjara! -->

Header Menu

Polisi Kok Kayak Gini? Dari Satpam Keadilan Jadi Predator Penjara!

Jurnalkitaplus
23/04/25

Gambar hanya ilustrasi


JURNALKITAPLUS – Lagi-lagi, citra Polri kembali kayak kaca jendela habis dilempar sandal jepit—retak dan buram. Kali ini, yang bikin geram adalah ulah anggota Polres Pacitan, Jawa Timur, berpangkat Ajun Inspektur Satu berinisial LC. Bukannya jaga tahanan, dia malah diduga nyalain mode predator. Korbannya? Seorang tahanan perempuan yang sedang diproses hukum atas dugaan kasus perdagangan orang. Waduh, sudah jatuh, ditimpa... aparat!


Peristiwa ini disebut-sebut terjadi tanggal 4 sampai 6 April 2025, dan tempat kejadiannya juga bukan di luar pagar, tapi di ruang tahanan perempuan! Iya, tahanan yang seharusnya under protection, eh malah jadi korban. Dan yang bikin makin jengkel, pelaku saat itu menjabat sebagai Pejabat Sementara Kasat Tahti (Satuan Perawatan dan Barang Bukti). Waduh, ternyata bukan cuma barang bukti yang dirawat, tapi nafsu juga.


Polda Jawa Timur langsung turun tangan. LC sudah ditahan dan kasusnya digarap Bidang Propam. Tapi ya jangan cuma dikasih sanksi etik atau dilepas dari seragam doang. Ini mah harus diproses pidana berat, karena jelas-jelas melanggar hukum dan melukai rasa keadilan masyarakat. Ini polisi, bos. Bukan preman pasar.


Masalahnya, kasus kayak gini bukan pertama. Nih ya, Februari 2025 kemarin, anggota Polres Kaimana, Papua Barat, berinisial MEP juga dituduh memperkosa dua anak di bawah umur. Terus Maret lalu, AKBP Fajar Widyadharma, eks Kapolres Ngada, NTT, juga ketahuan melakukan kekerasan seksual pada anak, lengkap dengan bonus video yang diunggah ke situs dewasa. Astaga, ini polisi apa konten kreator gelap?


Serangkaian kasus ini menunjukkan: udah waktunya Polri ngaca gede-gede. Dari rekrutmen sampai penempatan personel, harus dievaluasi total. Jangan-jangan selama ini lebih jago tes baris-berbaris daripada tes moralitas.


Publik bukan minta polisi sempurna, tapi minimal jangan jadi sumber ketakutan baru. Polisi harusnya jadi penjaga keamanan, bukan penjagal moral.


Jadi pertanyaannya sekarang: Kalau pelindung malah jadi pemangsa, terus kita harus lari ke mana? Ke warung kopi? Bisa jadi. Tapi semoga nggak ada oknum juga di sana. (FG12)