JURNALKITAPLUS – Pemerintah memastikan program percepatan kendaraan listrik nasional tetap berjalan meski investor asal Korea Selatan, LG Energy Solution, memutuskan mundur dari proyek baterai kendaraan listrik di Indonesia. Sebagai gantinya, perusahaan asal China, Zhejiang Huayou Cobalt Co Ltd, akan mengambil alih peran LG dalam proyek tersebut.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, dinamika semacam ini adalah hal yang lumrah dalam dunia investasi. Ia memastikan pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) tetap sesuai dengan rencana dan target nasional. “Beberapa fasilitas sudah mulai berproduksi. Tidak ada yang terganggu,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (24/4/2025).
Zhejiang Huayou Cobalt, yang berbasis di Tongxiang, Zhejiang, China, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang riset dan manufaktur material baterai lithium ion dan material berbasis kobalt. Produk mereka telah banyak digunakan dalam perangkat elektronik dan kendaraan listrik.
Mundurnya LG pertama kali diberitakan oleh kantor berita Yonhap, Korea Selatan, pada 18 April 2025. Dalam laporan itu, disebutkan bahwa LG memilih menarik diri dari proyek investasi senilai 11 triliun won atau sekitar Rp129 triliun. Proyek ini sebelumnya telah diresmikan Presiden Joko Widodo pada 3 Juli 2024 dan berlokasi di Karawang, Jawa Barat.
Fasilitas pabrik tersebut telah memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 10 gigawatt-jam (GWh), hasil kerja sama LG dengan Hyundai Motor Group melalui perusahaan patungan PT HLI Green Power.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani turut mengonfirmasi kabar tersebut dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Rabu (23/4). Ia menambahkan bahwa meski LG hengkang, Indonesia tetap menjadi destinasi menarik bagi investor di sektor kendaraan listrik.
Pemerintah berharap masuknya Huayou Cobalt bisa menjaga momentum pembangunan industri EV di tanah air, serta mendukung target jangka panjang pengurangan emisi dan transisi energi bersih. (FG12)