Assalamu'alaikum Sobat Jkpers!
Kembali lagi di bedah film, dari film yang belum atau sudah kamu tonton, namun, belum menemukan apa yang bisa dipelajari dan bekal untuk kita menghadapi kehidupan ini. Ya! Perihal materi kehidupan belum tentu kamu temukan di pelajaran sekolah bahkan kuliah. Tapi, tenang saja! Kini kami hadir untuk meringkas sebuah serial 'Harry Potter'
Dari serial ini pasti yang menjadi ciri khasnya adalah sebuah pertemanan dan fantasi luar biasa, ya, kan? Ternyata sebanyak delapan film dalam serial ini, banyak yang bisa kita ambil :
1. Nilai Persahabatan Sejati: Support System yang Tak Tergantikan
"There are some things you can't share without ending up liking each other." – J.K. Rowling
Harry tidak akan bertahan tanpa Ron dan Hermione. Mereka tumbuh bersama, bertengkar, saling mendukung, bahkan mempertaruhkan nyawa satu sama lain. Di dunia nyata, terutama di tahun ini di mana banyak orang mulai merasa terasing karena hidup serba digital, hubungan antarmanusia menjadi kebutuhan utama.
Di era media sosial yang serba pamer dan penuh tekanan, kita butuh teman yang bisa menjadi tempat aman untuk berbagi tanpa takut dihakimi, karena dalam sebuah pertemanan juga bisa menjadi sebuah pondasi kuat dalam menjaga kesehatan mental.
Pelajaran:
Bangun dan jaga pertemanan yang tulus, bukan hanya koneksi di layar. Teman sejati bisa menjadi penyelamat di saat terburuk.
2. Keberanian: Menghadapi Ketakutan, Bukan Menunggu Hilangnya
"It takes a great deal of bravery to stand up to our enemies, but just as much to stand up to our friends." – Albus Dumbledore
Harry dan Neville sama-sama menunjukkan keberanian yang berbeda. Neville berani membela prinsipnya bahkan di depan teman sendiri. Harry berani menghadapi musuh yang jauh lebih kuat.
di masa sekarang, bahkan keberanian bukan hanya soal melawan ketidakadilan, tapi juga berani mengambil keputusan besar dari mengganti karier, putus dari hubungan toxic atau melaporkan kekerasan juga banyak lho orang yang sedang berjuang melawan kecemasan, depresi atau burnout.
Pelajaran:
Keberanian tidak selalu terlihat besar. Kadang, memilih bangun dari kasur dan menjalani hari juga adalah bentuk keberanian.
3. Integritas dan Moralitas: Memilih yang Benar, Bukan yang Mudah
"We must all face the choice between what is right and what is easy." – Dumbledore
Harry sering membuat keputusan yang berat—melawan aturan, menyuarakan kebenaran, bahkan saat ia dicemooh.
Di dunia kerja, kuliah bahkan sekolah masih banyak orang melakukan hal curang demi kepuasannya sendiri bahkan di media sosial juga jadi ajang konten viral yang justru merugikan orang lain.
Pelajaran:
Berani berkata jujur dan bertindak benar, meski tidak populer, adalah kualitas langka yang harus dijaga.
4. Ketekunan dan Proses: Sihir Sejati Butuh Usaha
Hermione bukan yang terkuat secara sihir, tapi dia rajin belajar dan sangat tekun. Bahkan Harry, meski berbakat, harus terus latihan keras untuk bertahan.
Jika memang di jaman sekarang banyak yang instan, untuk bisa sukses bahkan viral cepat atau hal lain, padahal kerja keras dan konsistensi tetap tak tergantikan.
Pelajaran:
Tidak ada sihir yang menggantikan proses. Sukses yang langgeng lahir dari konsistensi, bukan sensasi.
5. Cinta dan Pengorbanan: Kekuatan yang Menyelamatkan Dunia
Kasih sayang ibunya menyelamatkan Harry dari kematian. Cinta, dalam berbagai bentuknya—persahabatan, keluarga, atau hubungan romantis—menjadi kekuatan utama dalam seri ini.
Banyak orang lupa memberi waktu dan perhatian untuk orang yang mereka cintai karena terlalu sibuk dengan pekerjaan atau media sosial, padahal pengorbanan kecil sehari-hari dari menjaga orangtua, mengurus anak atau mendengarkan pasangan itu bentuk cinta paling nyata.
Pelajaran:
Cinta bukan sekadar perasaan, tapi aksi yang menyembuhkan dan melindungi. Jangan remehkan kekuatan kasih.
6. Menghargai Perbedaan dan Melawan Diskriminasi
Kisah ini mengangkat tema diskriminasi terhadap "muggle-born", elf rumah, dan makhluk lain. Hermione bahkan memperjuangkan hak kaum tertindas.
Tahun ini era inklusi dan keberagaman, namun diskriminasi berbasis gender, orientasi seksual, latar belakang ekonomi atau suku masih ada. Maka dari itu dunia ini butuh lebih banyak orang orang seperti Hermione yang tidak tinggal diam melihat ketidakadilan.
Pelajaran:
Perbedaan bukan alasan untuk memecah, tapi peluang untuk memperkaya pandangan hidup.
7. Belajar dari Masa Lalu: Kenali Sejarah, Jangan Ulangi Kesalahan
Harry sering menyelamatkan diri karena ia tahu sejarah keluarganya dan bagaimana Voldemort bangkit.
Kita hidup di dunia serba digital tapi juga harus belajar sejarah, mau itu bangsa, keluarga atau pribadi agar tidak mengulangi pola keliru dan perlunya refleksi diri dari masa lalu membantu membantu keputusan yang lebih bijak ke depan.
Pelajaran:
Masa lalu adalah guru. Dengarkan pelajarannya, bukan untuk disesali, tapi untuk dimaknai.
8. Pilihan Membentuk Identitas, Bukan Asal Usul
"It is our choices, Harry, that show what we truly are, far more than our abilities."
Harry bisa saja jadi penyihir jahat karena latar belakangnya, tapi ia memilih menjadi baik. Bahkan Snape—dengan semua kerumitan hidupnya—memilih tetap setia melindungi Harry.
Banyak orang yang merasa terjebak oleh latar belakang keluarga, trauma bahkan pendidikan. Tetapi, hidup memang tentang pilihan sadar, bukan takdir semata.
Pelajaran:
Siapa kamu hari ini ditentukan oleh pilihanmu, bukan asal usulmu.
Kita memang tidak tahu kapan hidup kita aman tentram dan damai, mungkin esok akan gelap dan kacau, kita tidak bisa menjamin mau sehebat apapun kita merencanakannya. Tapi ingatlah kata Dumbledore : "Happiness can be found even in the darkest of times, if one only remembers to turn on the light."
FAI (32)
