Komunikasi Organisasi Guna Terwujudnya Sinergitas antar Divisi -->

Header Menu

Komunikasi Organisasi Guna Terwujudnya Sinergitas antar Divisi

Jurnalkitaplus
19/10/25


Jurnalkitaplus - Pernahkah ketika rapat merasa suasana kantor berubah menjadi tegang, padahal tidak ada satupun kata yang didengar, atau apa yang didapat tidak sepenuhnya diingat? 


Tanpa berbicara pun kalau eskpresi, gestur, mimik kita muncul, sudah termasuk komunikasi. Misalkan ibu-ibu, "Naha ga sesuai?" mereka akan mengerutkan dahinya. 


Tanpa komunikasi yang sehat dan kuat, organisasi akan salah arah. Namun bahkan saat kita diam saja.. ekspresi senang, sedih, itu sudah komunikasi. Lalu sebenarnya apa itu komunikasi? 


Wulan Nuryati, S.Sos., M.I.kom pada Ahad (19/10/2025) menjelaskan terdapat komunikasi verbal dan non verbal. 


Komunikasi Verbal adalah bentuk komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik lisan maupun tulisan, untuk menyampaikan pesan mencakup percakapan, presentasi, diskusi, dan penulisan teks, selain itu kata-kata dan kalimat yang digunakan maknanya jelas dan dapat diartikan secara langsung oleh penerima. 


Sedangkan Komunikasi Nonverbal adalah bentuk komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata, melainkan menggunakan isyarat fisik, ekspresi wajah, intonasi suara, dan kontak mata untuk menyampaikan pesan, komunikasi ini dapat memperkuat atau bahkan bertentangan dengan pesan verbal, sering kali memberikan konteks emosional. Misalnya mengangguk-angguk, menepuk-nepuk pundak melihat teman bersedih. 

"Makanya hati-hati dalam berkomunikasi itu." -Wulan Nuryati 

Menurut Laswell, komunikasi bisa terjadi apabila mengandung: 


  • Komunikator (who), pengirim pesan. 
  • Pesan yang disampaikan (Says what). 
  • Melalui media apa (in which channel). 
  • Komunikan (to whom), penerima pesan 
  • Apa tujuannya (with what effect). 


Menurut Silviani (2020) komunikasi organisasi adalah komunikasi yang dilakukan dalam sebuah organisasi atau perusahaan, baik oleh bawahan kepada bawahan, atau atasan dengan atasan, atau bahkan bawahan kepada atasan. Ciri-cirinya antara lain struktur yang jelas, adanya batasan-batasan yang dipahami masing-masing anggota perusahaan ataupun organisasi. 


Komunikasi organisasi memiliki pola: 

a) Pola Komunikasi Vertikal: 

  • Komunikasi Turun (Downward Communication): Informasi disampaikan dari manajemen atau atasan ke bawahan untuk memberikan arahan, instruksi, umpan balik, atau pengumuman. 
  • Komunikasi Naik (Upward Communication): Informasi disampaikan dari bawahan ke manajemen atau atasan untuk memberikan laporan, saran, masukan, atau pengaduan. 

b) Pola Komunikasi Horizontal: 

  • Komunikasi Lintas Departemen (Lateral/Horizontal Communication): Komunikasi antara departemen atau unit kerja yang sejajar dalam organisasi untuk berbagi informasi, berkoordinasi, atau memecahkan masalah bersama. 
  • Komunikasi Timbal Balik (Feedback Communication): Komunikasi yang terjadi antara anggota organisasi dengan tingkatan yang sama atau setara untuk memberikan umpan balik, memperjelas informasi, atau mengoreksi kesalahpahaman. 


Lalu, apa itu sinergitas? Sinergitas berasal dari kata sinergi atau sinergisme, berarti proses memadukan berbagai aktivitas untuk mencapai hasil yang lebih besar dan efektif. 


Sinergitas mencerminkan kerja sama antara berbagai unsur, lembaga, atau individu guna memperoleh hasil yang lebih baik. Melalui sinergi, tercipta saling menghargai, pelaksanaan tugas menjadi lebih efisien, dan tercapai tujuan bersama. 


Bersinergi berarti menghargai perbedaan, berpikir menang-menang, serta membangun kekuatan bersama untuk menutupi kelemahan. Dengan demikian, sinergi menghasilkan kerja sama kreatif dan hasil positif bagi semua pihak. 


"Karena kita organisasi bukan untuk urusan pribadi, kita di sini untuk mencapai tujuan yang sama, berada di organisasi." -Wulan Nuryati. 

 

Supaya organisasi berjalan dengan baik umumnya terdapat: 


  • Kerjasama dan kolaborasi (misalkan datanya kurang tepat perlu ada ngobrol antara sekretaris dan bendahara serta menyiapkan laporan untuk majelis taklim). Tidak mementingkan sendiri, "Ah da aku mah udah beres, biarin aja dia mah..." Tidak boleh demikian. 
  • Saling menghargai perbedaan. Karena setiap orang punya pandangan yang berbeda-beda. Apabila ada yang menyampaikan jangan langsung, "Oh tidak bisa!" tunggulah atau bergantian bicaranya. Jika di dalam forum online bisa mengangkat tangan terlebih dahulu atau emoji tangannya. 
  • Komunikasi terbuka dan efektif, misalkan sekretaris telah mendapat pesan dari ketua. Maka bagaimana caranya sekretaris harus menyampaikan pesan ini kepada anggota-anggotanya, bisa melalui WhatsApp grup. 
  • Keterpaduan tujuan. 
  • Saling percaya dan menghormati. 
  • Kreatifitas dan inovasi bersama.
  • Tanggung jawab dan komitmen, jalannya organisasi karena ini. Langkah apa supaya komunikasi berjalan dengan baik? Bangun kepercayaan antar anggota, hindari saling curiga. Tingkatkan keterbukaan informasi, gunakan chat, rapat rutin, agar semua anggota tahu perkembangan organisasi. Bila penting harus segera disampaikan. Gunakan bahasa yang positif dan sopan, membangun bukan menjatuhkan. Misalkan ada anggota yang mengerjakan sesuatu secara salah, jangan "Masa gitu aja gabisa", itu bisa membuat berat hati. Gantilah misalkan, "Nuhun ya bapak sebelumnya, adapun caranya seperti ini ini ini..
  • Dengarkan secara aktif. 
  • Gunakan media komunikasi yang tepat. 
  • Ciptakan budaya komunikasi terbuka. Jangan berbicara di belakang. Harus saling menyampaikan ide, kritik, dan sarannya bersama. 

Wulan Nuryati menutup, "Komunikasi yang baik bukan hanya soal berbicara, tapi tentang bagaimana kita saling memahami, saling menghargai, dan berjalan bersama menuju tujuan yang sama. Karena di dalam organisasi, keberhasilan bukan hasil kerja satu orang-tapi hasil dari komunikasi yang menyatukan." (ALR-26)