Kemajuan Tiongkok Bukan Semata Pintar dari Lahir, Tapi dari Kebiasaan -->

Header Menu

Kemajuan Tiongkok Bukan Semata Pintar dari Lahir, Tapi dari Kebiasaan

Jurnalkitaplus
11/09/25



Pernah kepikiran engga setiap kali Sobat JKPers lihat inovasi canggih yang asalnya dari Tiongkok, "Makannya apa, sih? Kok bisa ya mereka sepandai itu." 

Jawabannya ternyata lebih dalam dari sekedar rajin. 

Menukil unggahan YouTube Maju Satu Langkah bertajuk "Rahasia Belajar Orang Cina Ternyata: Bukan Karena Pintar dari Lahir" pada 1 September 2025 lalu, jauh sebelum ada internet mereka punya sistem ujian negara super brutal yang dinamakan Kecu. Lulus dari ujian? bukan cuma mengubah nasib pribadi, tapi mengangkat kehormatan seluruh keluarga bahkan satu desa. Jadi, belajar itu dianggap sebagai jalan ninja untuk membanggakan orang tua dan leluhur. 

Jadinya bukan sekadar beban lagi, tapi sebuah misi mulia yang ditanggung di pundak. 

Bahkan kabarnya pada zaman kuno ada seorang pelajar yang mengikat rambutnya ke atap biar engga ketiduran saat belajar. 

Tentu kita engga perlu senekat itu. Tapi, semangat tersebut menunjukkan kalau buat mereka, ketekunan adalah harga mati. Lantas.. gimana sih rutinitas harian pelajar di sana?

Banyak anak SMA di Tiongkok memulai harinya di sekolah jam 07.00 pagi dan baru benar-benar selesai jam 09.00 atau 10 malam. Pagi-pagi buta, sebelum guru datang, mereka sudah duduk di kelas untuk belajar mandiri. Suasananya hening dan super fokus. Semua sibuk mengulang materi, mengerjakan PR, atau menghafal. 

Bagi mereka, pengulangan adalah kunci penguasaan. Karenanya, setiap detik itu berharga. Di bus, di kereta, atau bahkan sambil antri makan siang, mereka baca flash card atau catatan kecil. Sehingga belajar bukan cuma aktivitas di meja, tapi sudah jadi bagian dari gaya hidup

Sesi belajar kelompok mereka bukan lagi untuk ngerumpi, tapi saling menguji, mencari kelemahan satu sama lain untuk diperbaiki bersama. Kompetitif sekaligus suportif. Semua ini demi satu tujuan besar: lulus ujian nasional penentu masa depan yang dinamakan Gaokao. Ujian ini sering disebut sebagai ujian tersulit di dunia. Jadi, persiapannya pun harus total. 



Hal yang dikorbankan dari semua ini jelas: tekanan akademik yang luar biasa tinggi. Diperparah dengan harapan keluarga yang sering tertumpu pada satu anak. Stres, kurang tidur, sampai depresi menjadi resiko yang nyata. Bisa menimbulkan istilah naichuan atau kondisi di mana semua orang bekerja super keras hanya untuk tetap di posisi yang sama, enggak benar-benar maju. Semuanya capek, tapi engga ada yang merasa menang. 

Fenomena inilah yang akhirnya memicu gerakan tangping atau rebahan di mana sebagian anak muda memilih untuk keluar dari 'perlombaan tikus' ini. Dari sini kita bisa melihat terdapat pisau bermata dua. Pada satu sisi, tekanan ini melahirkan generasi yang super tangguh, tahan banting, dan siap menghadapi dunia kerja yang kompetitif. Di sisi lain, kesehatan mental jadi taruhannya. 

Jika demikian, kita harus apa?  

1. Mindset bahwa semua bisa dipelajari
Kebanyakan orang Tiongkok jarang menyalahkan, "Orang aku engga ada bakat." Bagi mereka, usaha keras dan latihan ribuan kali bisa mengalahkan bakat. Maka, jika Sobat ketemu pelajaran sulit, jangan langsung bilang, "Aku engga bisa.." tapi coba bilang, "Aku belum bisa.

2. Kemampuan menunda kesenangan
Mereka memiliki konsep bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. rela mengorbankan waktu main atau scroll-scroll media sosial demi hasil jangka panjang yang lebih besar. 

3. Konsistensi
Kita engga perlu belajar 14 jam sehari seperti mereka. Cobalah alokasikan 1-2 jam setiap hari untuk benar-benar fokus, tanpa distraksi. Ini jauh lebih efektif daripada budaya SKS (Sistem Kebut Semalam) yang cuma bikin panik dan pusing saat ujian. Sedikit demi sedikit tapi rutin. 

Pada akhirnya tujuan kita bukanlah meniru mereka secara bulat-bulat tapi mengambil apinya, bukan abunya. Ambil semangat disiplinnya, ambil mindset pantang menyerahnya. Lalu ciptakan sistem belajar terbaik versi diri kita sendiri

Karena kunci kesuksesan bukan menjadi orang lain, tapi jadi versi terbaik dari diri kamu mulai hari ini. Gimana menurut Sobat JKPers? (ALR-26)