BBC Ideas
Meskipun secara harfiah ada di bawah kaki kita, manusia sejauh ini hanya mengidentifikasi sebagian kecil dari kehidupan luar biasa di bawah tanah. Hewan dan mikroorganisme ini telah memberi peran yang tak ternilai harganya. Menukil BBC Ideas dalam unggahannya "Why soil is one of the most amazing things on Earth" pada 28 Januari 2021, jutaan tahun kompetisi evolusioner menyebabkan mikroorganisme menghasilkan senyawa antibiotik, untuk melawan tetangga mereka.
Senyawa ini menjadi dasar dari banyak antibiotik yang digunakan oleh kita manusia. Kita benar-benar membuat obat dari tanah kita. Entah berapa banyak perawatan baru dari bawah kaki kita menunggu untuk ditemukan.
Salah satu makhluk paling istimewa yang hidup di tanah adalah cacing tanah. Mereka melakukan perjalanan ke bawah dan berkeliling, menciptakan lubang pernapasan, seperti paru-paru di dalam tanah. Ini menciptakan ruang bagi akar tanaman untuk tumbuh dan menjaga tanah tetap hidup. Di bawah tanah, ada juga jaring-jaring benang jamur yang luas dan rumit.
BBC Ideas
Tanaman dan jamur saling membutuhkan untuk tumbuh subur, dan karenanya mereka membuat kesepakatan. Jamur tidak dapat menangkap karbon dioksida untuk tumbuh seperti tanaman, tetapi mereka lebih baik daripada tanaman dalam menambang tanah untuk nutrisi.
Tanaman memberi jamur karbon untuk tumbuh, dan jamur memberi tanaman nutrisi, seperti nitrogen dan fosfor. Ini adalah hubungan saling menguntungkan dan baru satu contoh dari banyak ekosistem yang saling terhubung dan menjadi bagian dari kita semua.
Materi tanaman membusuk dan menyediakan makanan untuk mikroba. Mereka menyediakan makanan untuk cacing. Cacing adalah makanan untuk burung, begitu seterusnya. Tanah memberi kita manusia hampir semua yang kita makan. Tetapi, ini bukan tentang apa yang bisa dilakukan tanah untuk kita.
Penting bagi kita untuk menghargai, mengapresiasi, dan yang paling utama melindungi tanah.
Pikirkan sejenak. Dibutuhkan lebih dari 100 tahun untuk membangun hanya 5 milimeter - setengah sentimeter - tanah. Tetapi menghancurkannya, melalui kontaminasi kimia, urbanisasi, tanah longsor, erosi dan banyak lagi.. hanya berlangsung beberapa saat saja. Beberapa tanah sangat kuno - berasal dari jutaan tahun yang lalu. Tanah tertua di Bumi, diperkirakan berada di Afrika Selatan dan berasal dari tiga miliar tahun yang lalu.
BBC Ideas
Di Inggris tanah kita berusia sekitar 15.000 tahun, terbentuk setelah zaman es terakhir. Tanah juga merupakan penyimpan karbon yang berharga, menangkap karbon dan menguncinya dalam bentuk stabil jauh di bawah tanah. Ia menyimpan tiga kali lebih banyak karbon daripada semua tanaman di Bumi yang digabungkan, termasuk pohon.
Karena tumbuh sangat lambat, kita perlu melindungi apa yang kita miliki. Sementara itu pertanian intensif justru menjadi salah satu yang merugikan tanah. Hal ini melepaskan karbon dari tanah, kita kehilangan tanah 50 hingga 100 kali lebih cepat daripada kemampuannya untuk membangun kembali. Di Eropa 60-70% tanah dianggap tidak sehat. Di lahan pertanian di Inggris, dalam waktu kurang dari 30 tahun sejak akhir tahun 1970-an, kita kehilangan lebih dari 10% karbon yang telah disimpan tanah untuk kita.
Bagaimana dengan Indonesia? mengutip kompas.com (17/12/2024), dalam Survei Pertanian Terintegrasi dari Badan Pusat Statistik 2021 menunjukkan 89,5 persen lahan pertanian Indonesia berstatus tidak berkelanjutan. Sekitar 77 persen lahan sawah di Indonesia, terutama di Pulau Jawa, memiliki kandungan karbon tanah rendah yakni 1,25-1,91 persen.
Kita tumbuh di atasnya, membangun di atasnya, membangun darinya. Tanah menyaring dan membersihkan air kita, mengurangi banjir, dan mengatur atmosfer kita. Ini adalah salah satu habitat paling beragam hayati di Bumi dan bagian penting dari siklus nitrogen serta karbon. Tetapi mirisnya saat ini, tanah tidak memiliki cukup pejuang yang memperjuangkannya.
Kita benar-benar memperlakukan tanah seperti kotoran. Padahal di bawah kaki kita ini ada begitu banyak potensi yang belum dimanfaatkan, begitu banyak keajaiban, dan begitu banyak rahasia yang menunggu untuk ditemukan. (ALR-26)