Assalamualaikum Sobat Jkpers!
Masih ingat dengan pembahasan kita sebelumnya? Selalu menyebutkan kata "krisis identitas" nah kali ini kurang lebih memang sama hanya saja lebih mendalam. Ialah quarter life crisis biasanya memang terjadi pada kita yangusianya 20-an sampai 30-an. Jadi fenomena ini secara psikologi kebingungan, ragu, atau adanya tekanan terkait dengan tujuan hidup, karier, hubungan dan identitas diri.
Ada beberapa faktor yang berkontribusi pada krisis di generasi Z:
· Karena kita tumbuh di era digital dengan akses lebih mudah ke media sosial. Dengan sering melihat gambaran kehidupan orang lain yang tampak sempurna justru ini menciptakan rasa tidak puas dengan pencapaian pribadi mereka. Jadinya, menyebabkan perasaan cemas, tertekan tidak bisa memenuji standar yang ditetapkan diri sendiri bahkan masyarakat.
· Munculnya harapan tinggi terhadap karier hal ini bisa menimbulkan terbebani dalam mencapai kesuksesan profesional sejak dini. Karena kita tahu bahwa kehidupan profesional yang kompetitif dan ketidakpastian dalam dunia kerja, terutama dengan adanya perkembangan teknologi yang cepat, hal ini membuat kita sebagai generasi Z merasa cemas: "apakah sudah di jalur yang benar atau tidak?" beberapa memang masih merasa bingung tentang apa yang diinginkan dan bisa mendapatkan pekerjaan yang tinggi gaji dan lebih bermakna.
· Sebagian generasi Z, merasa terjebak antara keinginan untuk meraih kesuksesan cepat dan kenyataan bahwa tujuan besar seringkali membutuhkan waktu dan usaha yang tidak instan. Meskipun kita menginginkan kemajuan dan prestasi, dan hal itu membuat tidak merasa cukup yang berujung frustasi dan krisis identitas.
· Adanya ekspetasi orang tua yang menginginkan segalanya terhadap kita. Merasa sudah membuang uang demi mencapai pendidikan tinggi dan berharap bahwa wajib mendapatkan pekerjaan yang bisa mengembalikan modal orangtua dalam membiayai kita di jenjang pendidikan tersebut.
· Dan di era yang serba cepat ini, banyak sekali dari kita mencari makna yang lebih dalam perihal hidup, hal ini merasa tidak puas dan muncul rasa cemas. Dalam melibatkan pencarian untuk keseimbangan antara pekerjaan, kehidupan pribadi dan kebahagiaan jangka panjang.
Dampak yang cukup parah terhadap hal ini : pastinya menyebabkan stres, cemas bahkan sampai depresi jika tidak bisa diatasi ya jelas dampak buruk terhadap kesehatan mental. Banyak dari kita mungkin mulai mengevaluasi kembali nilai dan tujuan hidup yang bisa mengganti jalur karier atau hubungan. Bahkan seseorang bisa menghabiskan waktu lebih banyak untuk mencoba berbagai pengalaman atau minat baru untuk menemukan identitas sejati mereka.
Sedangkan cara mengatasinya: dengan cara meluangkan waktu dalam mengevaluasi tujuan pribadi dan karier tanpa terlalu dipengaruhi oleh norma sosial, berbicara dengan teman, keluarga atau seorang trapis supaya bisa berkurang cemasnya dan bisa mendapatkan perspektif yang lebih luas. Coba untuk membuat rencana jangka pendek dan panjang yang bisa diraih dan adanya rasa pencapaian. Pentingnya untuk kurangi konsumsi media sosial untuk bisa menghindari perbandingan yang tidak sehat dan lebih fokus pada perjalanan pribadi. Dan yang tidak kalah pentingnya, terima bahwa hidup penuh dengan ketidakpastian, dan tidak semua hal bisa diprediksi atau dikendalikan.
Jadi masih kah kamu merasa kehilangan identitas diri?
FAI-32
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jkt/article/view/28221
https://journal.pubmedia.id/index.php/pjp/article/view/2269
https://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/PSYCHOIDEA/article/view/22093
https://univ45sby.ac.id/ejournal/index.php/humanistik/article/view/535
https://jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/view/7416